Men's Fashion
Pria. Adalah mahluk paling egois yang pernah diciptakan. Kenapa? Bila berbicara masalah fashion untuk pria, maka pria akan selalu merasa tidak butuh pengetahuan tentang fashion dan merawat diri. Laki-laki merasa bahwa semua itu hanya untuk wanita, dan bukan untuk pria. Walaupun kita juga banyak melihat pria metrosexual saat ini, namun pria bergaya stylish dan fashionable sangatlah sedikit bila dibandingkan. Pria berdandan tidaklah berarti banci atau keperempuanan! Mau contoh? Pria paling jantan di muka bumi ini, David Beckham, bisa dikatakan sebagai trend setter untuk pria. Gaya rambut mohawak yang dipopulerkan olehnya, sampai detik ini masih merupakan hot cutting hair for men! Belum lagi gaya berbusanannya yang selalu terlihat trendy, celana jeans belel dengan printed t-shirt ditambah dengan blazer beludru yang elegan. Belum lagi kehadirannya bersama istri tercinta yang duduk dibaris terdepan peragaan busana disainer kelas dunia di Paris, New York & Milan. Pharel Williams, pria kulit hitam yang satu ini juga mampu membius wanita dengan gaya dandannya yang sangat unik, minus pamer six pack dan bisep yang besar loh! Ia bisa mengenakan kemeja pink dari Dolce&Gabbana dan dipadankan dengan rompi hijau tentara yang bercorak, celana katun midnight blue bergaris vertikal yang maskulin ditambah suede loafer berwarna coklat muda. Dan untuk musim dingin tahun ini ia adalah ikon pria untuk ad campaign Louis Vuitton. Maksudnya adalah, wahai pria, perhatikanlah sedikik gaya Anda! Wanita pun tidak akan pernah tertarik dengan pria bau dan dekil, kulit wajah berjerawat dan kusam, dan kuku panjang yang hitam. Namun permasalahannya tidak hanya sampai disitu saja, ada juga pria yang merasa ia sudah berdandan habis-habisan dengan memoleskan minyak rambut sebanyak-banyaknya ke kepala, memakai wewangian di ketiak dimana seharusnya adalah deodoran yang bekerja disitu dan memakai sepatu kets untuk jogging saat pergi jalan-jalan ke mal. For God Sake! Memang setiap orang memiliki gaya individu masing-masing, itu sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi namun apapun gaya individu Anda, pasti bisa diolah agar terlihat lebih gaya dan fashionable. Contohlah pria Itali, mereka memiliki ciri khas tersendiri dalam berdandan, mereka lebih menyukai kemeja bermotif dengan kerah yang lebih besar dengan sudut yang tumpul dan sepatu pantofel dengan bentuk yang meruncing pada bagian ujungnya. Lain lagi dengan pria-pria Inggris, mereka cenderung untuk tampil rapi dengan preppy look yang khas, vest rajut yang dipadankan dengan kemeja bergaris, celana wool atau stelan jas lengkap dengan rompi pada bagian dalam, dasi yang berukuran lebih kecil dan topi vedora sebagai atribut pria-nya. Paris, kota yang terkenal dengan industri fashion nya, terkenal dengan gaya pria-nya yang sangat artsy, mereka lebih bergaya individual namun tetap berciri khas. Contohnya mereka lebih menggemari celana katun dari pada celana jeans, lebih menyukai motif yang ditabrak namun masih memiliki kesamaan warna dan tidak terpengaruh oleh trend apapun karena merekalah yang meciptakan trend. Beda lagi di Amerika, pria Amerika lebih memilih gaya yang cenderung santai, menyukai celana jeans dan kemeja katun yang polos. Pria Jepang lain lagi, hampir serupa dengan Itali, pria Jepang pada umumnya juga menyukai sesuatu yang bermotif, apakah itu motif garis, motif bunga atau abstrak. Dan mereka lebih berani untuk memadu padankan satu dengan lainnya, lihat saja motif pada kimono Jepang, heboh bukan? Bagaimana dengan pria Indonesia? Kasihan dan memprihatinkan! Pria Indonesia pada umumnya tidak pernah tahu bagaimana memadu padankan pakaian dan tidak pernah menyesuaikan kostum dengan suatu acara, tidak memperdulikan panampilan secara keseluruhan dan tidak mau memperdulikan penampilan juga. Mengapa pria Indonesia seperti itu? Entahlah, mungkin fashion juga perlu untuk dimasukan kedalam kurikulum sekolah di Indonesia.
Comments